Wednesday, February 8, 2012
Friday, April 1, 2011
Apa yang ingin aku lakukan setelah aku hilang pekerjaan?
ini adalah perkataan yang aku salin daripada ustaz Arif di kuliah menara polo pada pagi tadi.
pada pengamatan aku inilah puncanya kenapa kebanyakan orang yang dikatakan golongan 90% itu terperangkap, maka sebenarnya amat beruntunglah manusia itu yang ditimpa sedikit ujian dari Allah itu jika dia melihat dari sudut yang positive.
Memang benar, inilah yang berlaku pada aku ketika ini. Ketika aku hilang pekerjaan, sekarang aku ingin beubah dengan mengambil langkah :-
Langkah pertama:-
1. '0' debt.
2. aku ingin melakukan apa yang aku suka tanpa mengabaikan tanggung jawab aku sebagai seorang suami dan seorang ayh.
3. mencari rezeki dengan mengenali diri
Apakah antara lubuk rezeki yang akan aku lakukan.
1. Disebabkan aku suka berjalan - pekerjaan yang berkaitan dengan travell ; contoh travell agent.
2. Di sebabkan aku suka ilmu - kemungkinan ilmu yang akan divideokan, ilmu yg akan dibukukan, ilmu yang kan di rakamkan.
Berkaitan kedua-duanya ketika aku mengembara , segala2 ny aperlu direkodkan atau pun dirakamkan dan dijadikan sebuah buku.
Apakah peraltan yang aku perlukan untuk melaksanakan :-
1.Camera video. - segala keindahan alam akan dirakam kan disepanjang perjalan .
2.Kamera digital SLR - mencari bahan dan maklumat
3. Komputer/ laptop sendiri , sekarang pakai komputer bini hehe - pengeditan
4. Internet - pemasaran
Kesemua perkara yang diatas adalah memerlukan ilmu, jangan risau ilmu itu akan datang apabila kita cari dikala permasalahan tibul ataupun kita tak tahu buat...
Dan jangan lupa , perkara terakhir..." Ya Allah, ya tuhan ku...aku ini telah hilang pekerjaan, tetapi aku yakin dan percaya dengan musibah inilah yang akan dapat meningkatkan keyakinan(iman) aku terhadap Mu,
Ya Allah bantulah aku, berilah aku kekuatan dalam untuk berusaha mencari rezeki yang halal , tambah lah keyakinan kepadaku bahawa rezeki itu datang daripadaMu, bukan bergantung kepada makhluk mu yang lain, berilah aku petunjukMu YaAllah...engkaulah yang Maha mengetahui segala-galanya..Amin.."
Hasil tulisan : - Latiff 03:50 mlm
Friday, February 25, 2011
My last day @ ACS - 1 Mac 2011
Prepare for Worst-Case Scenario Milan Doshi narrates an urban cautionary tale for our times Posted Date: Feb 09, 2011 By: Milan Doshi | |
![]() | |
|
Sunday, January 30, 2011
Kisah pengembara Islam yang tiada tandingnya
”Aku tinggalkan Tangier, kampung halamanku, pada Khamis 2 Rajab 725 H/ 14 Jun 1325 M. Pada masa itu usiaku baru 21 tahun empat bulan. Tujuanku adalah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci di Makkah dan berziarah ke makam Rasulullah SAW di Madinah,” tulis Ibnu Battuta - pengembara dan penjelajah Muslim terhebat di dunia — membuka pengalaman perjalanan panjangnya dalam buku catatannya, Rihla.
Dengan penuh kesedihan, ia meninggalkan orang tua serta sahabat sahabatnya di Tangier. Tekadnya sudah bulat untuk menunaikan rukun Islam kelima. Perjalanannya menuju ke Baitullah telah membawanya mengembara dan menjelajahi dunia. Seorang diri, dia mengharungi samudera dan menjelajah daratan demi satu tujuan mulia.
”Kehebatan Ibnu Battuta hanya dapat dibandingkan dengan pelancong terkemuka Eropah, Marcopolo (1254 M -1324 M),” ujar Sejarawan Brockelmann mengagumi ketokohan pengembara Muslim itu.
Selama hampir 30 tahun, dia telah mengunjungi tiga benua mulai dari Afrika Utara, Afrika Barat, Eropa Selatan, Eropah Timur, Timur Tengah, India, Asia Tengah, Asia Tenggara, dan Cina.
Perjalanan yang panjang dan pengembaraannya mengelilingi dunia itu mencapai 73 ribu mil atau sejauh 117 ribu kilometer.
Tidak hairanlah, bila kehebatannya mampu mengatasi sejumlah penjelajah Eropah yang diagung-agungkan Barat seperti Christopher Columbus, Vasco da Gama, dan Magellan yang mulai berlayar 125 tahun setelah Ibnu Battuta.
Sejarawan Barat, George Sarton, mencatat jarak perjalanan yang ditempuh Ibnu Battuta melebihi pencapaian Marco Polo.
Tak hairan, bila Sarton geleng-geleng kepala dan mengagumi ketokohan Ibnu Battuta yang mampu mengarungi lautan dan menjelajahi daratan sepanjang 73 ribu mil itu. Sebuah pencapaian yang tak ada duanya pada masa itu.
Siapakah sebenarnya pengembara bernama Ibnu Battuta itu? Pemuda kelahiran Tangier 17 Rajab 703 H/ 25 Februari 1304 itu dengan nama penuh Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim At-Tanji, bergelar Syamsuddin bin Battutah.
Sejak kecil, Ibnu Battuta dibesarkan dalam keluarga yang taat menjaga tradisi Islam. Ibnu Battuta begitu tertarik untuk mendalami ilmu-ilmu fekah dan sastera dan syair Arab.
Ilmu yang dipelajarinya semasa kecil hingga dewasa itu banyak membantunya dalam melalui perjalanan panjangnya.
Ketika Ibnu Battuta membesar menjadi seorang pemuda, dunia Islam dibahagikan kepada kerajaan-kerajaan dan dinasti. Beliau sempat melihat kejayaan Bani Marrin yang berkuasa di Maroko pada abad ke-13 dan 14 M.
Latar belakang Ibnu Battuta begitu jauh berbeza jika dibandingkan Marco Polo yang seorang pedagang dan Columbus yang benar-benar seorang pelayar sejati.
Walaupun Ibnu Battuta adalah seorang teologis, sastrawan puisi dan cendekiawan, serta kemanusian, namun ketokohannya mampu mengatasi keduanya.
Walaupun hatinya berat untuk meninggalkan orang-orang yang dicintainya, Ibnu Battuta tetap meninggalkan kampung halamannya untuk menunaikan ibadah haji ke Mekah yang berjarak 3.000 mil ke arah Timur.
Bermula dari Tangier, Afrika Utara dia menuju Iskandariah. Lalu kembali bergerak ke Dimyath dan Kaherah.
Setelah itu, dia menjejak kakinya di Palestin dan seterusnya menuju Damaskus. Ia lalu berjalan kaki ke Ladzikiyah hingga sampai di Allepo.
Harapan menuju Mekah terbuka dihadapannya setelah dia melihat satu kafilah sedang bergerak untuk menunaikan ibadat haji ke Tanah Suci. Ia pun bergabung dengan rombongan itu. Beliau menetap di Makkah selama dua tahun.
Setelah cita-citanya tercapai, Ibnu Battuta, ternyata tidak lterus pulang ke Tangier, Maroko. Ia lebih memilih untuk meneruskan pengembaraannya ke Yaman melalui jalan laut dan melawat Aden, Mombosa, Timur Afrika dan menuju ke Kulwa.
Ia kembali ke Oman dan kembali lagi ke Mekah untuk menunaikan Haji pada tahun 1332 M, melalui Hormuz, Siraf, Bahrin dan Yamama.
Itulah pusingan pertama pengembaraan yang tempuh Ibnu Battuta. Pengembaraan pusingan kedua, dilalui Ibnu Battuta dengan menjelajahi Syam dan Laut Hitam.
Ia lalu meneruskan pengembaraannya ke Bulgaria, Roma, Rusia, Turki serta pelabuhan terpenting di Laut Hitam iaitu Odesia, kemudian menyusuri sepanjang Sungai Danube.
Ia lalu berlayar menyeberangi Laut Hitam ke Semenanjung Crimea dan mengunjungi Rusia Selatan dan seterusnya ke India. Di India, ia pernah dilantik menjadi kadi.
Dia kemudiannya bergerak lagi ke Sri Langka, Indonesia, dan Canton. Kemudian Ibnu Battuta mengembara pula ke Sumatera, Indonesia dan melanjutkan perjalanan melalui laut Amman dan akhirnya meneruskan perjalanan darat ke Iran, Iraq, Palestin, dan Mesir.
Beliau kemudiannya kembali ke Makkah untuk menunaikan ibadah hajinya yang ke tujuh pada bulan November 1348 M. Pengembaraan pusingan ketiga kembali dimulai pada 753 H. Beliau sampai di Mali di tengah Afrika Barat dan akhirnya kembali ke Fez, Maroko pada 1355 M.
Ia mengakhiri kisah perjalanannya dengan sebuah kalimah, ”Akhirnya aku sampai juga di kota Fez” dan disitulah dia menuliskan kisah pengembaraannya. Salah seorang penulis bernama Mohad Ibnu Juza menuliskan kisah perjalanannya dengan gaya bahasa yang renyah.
Dalam waktu tiga bulan, buku berjudul Persembahan seorang pengembara tentang Kota-Kota asing dan Perjalanan yang Mengkagumkan, diselesaikannya pada 9 Desember 1355 M.
Secara terperinci, setiap kali mengunjungi sebuah negeri atau negara, Ibnu Battuta mencatat mengenai penduduk, pemerintah, dan ulama.
Ia juga mengisahkan kedukaan yang pernah dialaminya seperti ketika berhadapan dengan penjahat, hampir pengsan bersama kapal yang karam dan nyaris dihukum penggal kepala oleh pemerintah yang zalim.
Ia meninggal dunia di Maroko pada pada tahun 1377 M. Kisah pencapaian Ibnu Battuta yang luar biasa itu, kononnya dirampas dan disembunyikan Kerajaan Perancis semasa menjajah benua Afrika. Buktinya, Barat baru mengetahui kehebatannya setelah tiga abad Ibn Batutta meninggal dunia.
Ehoza.com
Friday, August 13, 2010
EnVISION it. BELIEVE it. ACCOMPLISH it.
You have to see where you want to go. Whether you are driving your car or setting a life goal, you must see where you want to go. You must have a vision of where you are going.
Running vision. Before every race, I envisioned the entire race. Every corner, every surge, every final stretch. I anticipated every move from everyone else. I envisioned the entire race in detail before every successful race I did.
Where do we want to go? Where do we see ourselves in 6 months, 12 months, 2 years? We need a vision of where it is we will be. Without out a vision, there is no way to know how to get there. Without looking ahead, we will stay where we are. Be specific. Picture what the final outcome is and picture yourself getting there. What will it take?
What are the steps needed to get there? Picture yourself doing all of the steps to get to your goal. This is essential to success. You got to set expectations for yourself so you will actually do them.
Don’t just let the next steps to success happen. Be proactive with vision so that you anticipate what is coming next so that you know what you have to do when it is time to complete the next step, and then you will be ready to start on the next step.
The second part of vision is belief. It is one thing to come up with a vision of where we want to go, but it is another thing to really believe that you will make it there. YOU MUST BELIEVE YOU WILL ACCOMPLISH YOUR GOAL.
Everyone has an imagination, not everyone has the drive and will to be successful. To be successful you must believe you will successful. If you start with the belief that you will never get to where you want to be, you wont ever get there.
What are our long term goals? Picture them. Picture what steps you have to do to get there. Believe you will get through all those steps. There are going to be setbacks and hardships. Things will not always go exactly as you envisioned, but you must continue to believe you will succeed. When your belief fades, so does your chances of success. In the hard times, belief will get you through. It starts with belief.
